SPIRITUAL IHRAM
Ibadah haji dan umroh bukan sekedar ritual. Justru sebaliknya, setiap detailnya memiliki makna yang berkorelasi mendalam dengan hidup kita.
Adanya SPIRIT dalam RITUAL, maka disitu ada transformasi SPIRITUAL. Dalam setiap rukun umroh ada spiritnya, baik saat ritual ihram, thowaf, sa’i, tahallul, hingga ketertiban rukunnya.
Saat berihram kita melepaskan atribut duniawi yang dilambangkan pakaian yang berbeda-beda, dan menggantinya dengan 2 helai kain sederhana.
Setiap orang mengenakan pakaian yang sama, merendahkan diri di hadapan Allah, tak ada perbedaan antara muslim satu dengan lainnya.
Mengenakan ihram dan berniat di miqot bagaikan ikrar untuk masuk “goa keajaiban” dan menyelam ke dalam dunia quantum, memasuki zona taqwa.
Larangan selama ihram harus dijaga, resikonya ada dam yang harus dibayar (untuk kesempurnaan umroh) jika terevaluasi ada larangan yang dilakukan, ini adalah praktek membuka “perisai rezeki” dan kehati-hatian dari dosa.
Menahan diri dari energi dan perkataan yang tidak positif, dengan lisan dan hati yang terus mengagungkan Allah dengan tasbih, tahmid, istighfar, tahlil dan talbiyah. Melepaskan diri sejenak dari kesenangan duniawi.
Kyai Mufassir yang dikenal sangat waro’ pernah memberi wasiat bahwa “ketika kau berhati-hati dari dosa, maka kau akan rasakan syurga sebelum syurga sesungguhnya”.
Begitu dalam makna setiap bagian ibadah haji dan umroh. Kita diingatkan akan tujuan hidup sesungguhnya, untuk dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari kita. Spiritual dan kesakralan tanah suci dapat memberi hikmah seorang Hamba lebih bijaksana dan kehidupannya lebih bermakna.
Semoga Allah izinkan ruh kita menikmati lezatnya meluruhkan ego, menurunkan garis kebenaran, berserah dan merendahkan diri sepenuhnya sebagai hambaNya, dan berenang menuju lautan cintaNya. Aamin..